Kamis, 25 April 2013

PINDAH KERJA MENJADI KEPALA BKKBN PROPINSI JAWA TIMUR





   KESAKSIAN:PINDAH KERJA MENJADI KEPALA BKKBN PROPINSI JAWA TIMUR

 Pada  tahun 1988 Kepala BKKBN Propinsi Jawa Timur Dr Sudarto SpOG dipindahkan dan dilantik menjadi Deputi Pembinaan Tenaga di BKKBN Pusat di Jakarta. Untuk pengganti Kepala BKKBN Propinsi Jawa TImur, maka Kepala BKKBN Pusat DR Haryono Suyono mengusulkan seseorang, tetapi sampai 4 kali usulan calon ditolak oleh Gubernur Jawa Timur waktu itu Wahono, dengan alasan agar Kepala BKKBN  yang diusulkan  seorang  dokter senior untuk menggantikan Dr Sudarto.                                                                                                                                      Pada sidang Majelis Permusyawaratan Rakyat [MPR] 1988, diluar sidang Kepala BKKBN DR Haryono Suyono berbicara dengan Gubernur Jawa Timur Wahono dan mengusulkan saya menjadi Kepala BKKBN Jawa Timur, dimana saya disebut sebagai dokter senior yang beragama Kristen dan suku Batak. Jawaban  Gubernur Wahono menyetujui  saya sebagai Kepala BKKBN Propinsi Jawa Timur.                                                                                                                                              Dengan  Surat  Keputusan  Kepala BKKBN Pusat, saya dilantik oleh Gubernur Wahono  menjadi Kepala BKKBN Jawa Timur pada tanggal 17 Maret 1988. Saya merasa perpindahan saya ke Surabaya menjadi kepala BKKBN Propinsi Jawa Timur adalah pertolongan Tuhan melalui DR Haryono Suyona dan Gubernur Jawa Timur Wahono. Saya menghaturkan dan terima kasih banyak penghargaan kepada DR.Haryono Suyono dan Bapak Wahono.
 Menurut teman  di Surabaya bahwa saya merupakan Kepala Kantor Wilayah Propinsi Jawa Timur pertama yang beragama Kristen di Jawa Timur. Gubernur Wahono [Letjen Wahono] setelah di Jawa Timur  menjadi Ketua MPR-RI [Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia] periode 1989-1994. Bapak Wahono  digantikan oleh  Mayjen.Sularso sebagai Gubernur Jawa Timur, beliau juga kommit untuk mensukseskan Program Keluarga Berencana di Jawa Timur. Setelah saya dilantik sebagai Kepala BKKBN Propinsi Jawa Timur, ada komentar beberapa pejabat Eselon Satu dan Dua di pusat yang mengatakan bahwa  saya  akan  gagal memimpin BKKBN Propinsi JawaTimur.
 Jawa Timur sebagai tiga provinsi terbesar penduduknya di Indonesia waktu itu sekitar 33 juta , 95 % beragama Islam, lebih tiga kali penduduk Sumatera Utara dan lebih empat kali penduduk  DKI Jakarta; terdiri dari 37 Daerah Tinkat II Kabupaten dan Kotamadya.Untuk  menghadapi  situasi dan kemungkinan adanya masalah dan pemecahannya, maka langkah awal saya mengumpulkan informasi pengelolaan yang sudah berjalan dan yang akan dilakukan dari petugas propinsi dan kunjungan lapangan ke beberapa tingkat dua.  Saya  menemukan  beberapa masalah yang memerlukan solusi atau pemecahan. Kemudian menentukan prioritas pemecahan dan pelaksanaan. Masalah tersebut tentang masalah kepegawaian, keuangan dan partisipasi masyarakat.
 Saya  merasa sebagai cobaan penempatan saya sebagai pejabat agar berhasil di Propinsi Jawa Timur. Tantangan dan peluang supaya dapat berhasil di Jawa Timur dengan pertolongan Tuhan Yang Maha Kuasa [Almighty God]. 
 Sebagai seorang beragama Kristen dipercayai atasan Kepala BKKBN Pusat yang beragama Islam untuk melakukan tugas dan tanggung jawab dalam jabatan di suatu daerah yang mayoritas mutlak Islam dan masyarakat Jawa Timur terkenal tegas atau keras terutama daerah Tapal Kuda termasuk Pulau Madura. Setelah merenung dan berdoa kepada Tuhan Yang Mahakuasa, saya teringat firman Tuhan Yesus: Jadilah menjadi garam dan terang dunia”Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatannmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga” [ Matius 5: 13-16] Saja juga berpegang mengingat ungkapan:  Ora et  labora . Berdoa  dan  bekerja.   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar