Kamis, 25 Juli 2013
Kamis, 09 Mei 2013
UN POPULATION AWARDS 1989
UNITED NATIONS POPULATION AWARDS 1989
Penilaian keberhasilan program KB di Indonesia terutama tergantung dari ketiga propinsi yang penduduknya
terbesar di Indonesia waktu itu yaitu Jawa
Barat dan Banten 35 juta, Jawa Tengah 29 juta dan Jawa Timur 33 juta, jumlah penduduk 3 propinsi ini 97 juta orang. Hal ini merupakan perhatian internasional dan Perserikatan
Bangsa-Bangsa [PBB]. Di Jawa Timur hasil peserta KB dan
dampaknya terhadap kelahiran telah mencapai Total Fertility Rate [TFR] 2,4 atau Angka
Kelahiran per Wanita Usia Reproduktif umur 15-49 tahun telah mencapai rata-rata 2,4 anak atau sudah mendekati
nilai dua anak cukup, laki-laki perempuan sama saja. Jawa Tengah dan Jawa Barat TFR-nya masih
diatas tiga. Dua propinsi Yogyakarta yang TFR 2.0 dengan jumlah penduduk 2,9 juta dan Bali dengan TFR 2.2 dengan jumlah
penduduk 2,8 juta. Dengan keberhasilan
program KB di Jawa Timur menjadi masukan kepada tim penilaian PBB di Jakarta.
Dengan
masukan penilaian tim ahli PBB
dari Jakarta, akhirnya Sekretaris Jenderal
[SEKJEN] PBB memutuskan penghargaan UN POPULATION AWARDS kepada Presiden R.I.
Suharto pada tanggal 8 Juni 1989,
tepat pada ulang tahun beliau di Kantor PBB di New York.
Setelah Bapak Presiden Suharto mendapat Penghargaan tersebut, kemudian beliau berpidato di Sidang Umum PBB.
Setelah tiga tahun bekerja keras
disertai doa dan dukungan dari staf, Pemerintah Daerah, Unit Pelaksana dan masyarakat di Jawa Timur, maka saya dipindahkan ke jenjang jabatan yang lebih tinggi sebagai Eselon Satu Deputi
di BKKBN Pusat sejak 12 Maret 1991. Jabatan Eselon
Satu adalah jabatan tertinggi pegawai negeri. Jabatan
Menteri dan Kepala Badan Pemerintahan adalah hak prerogative Presiden.
Terima kasih dan penghargaan saya haturkan kepada DR
Haryono Suyono dan Presiden Soeharto atas pengangkatan saya menjadi Eselon Satu
Deputi di BKKBN Pusat.
Puji dan Syukur
kepada Tuhan Yang Mahakuasa yang memberkati dan melindungi saya selamat dan
berhasil bertugas di Jawa Timur.
Rabu, 01 Mei 2013
KESAKSIAN SEBAGAI KEPALA BKKBN JAWA TIMUR [ Sambungan]
src="http://pagead2.googlesyndication.com/pagead/show_ads.js">
KESAKSIAN SEBAGAI KEPALA BKKBN PROPINSI JAWA TIMUR
PENCEGAHAN KORUPSI UANG NEGARA.
Masalah informasi keuangan kemungkinan pemotongan uang anggaran . Untuk mengatasi masalah tersebut, setelah anggaran sudah cair dari Kantor Perbendaharaan Negara [KPN], diperintahkan Pemimpin Proyek [Pimpro] untuk membuat rencana allokasi anggaran menurut Kabupaten dan Kotamadya, kemudian diparaf Kepala Bagian Keuangan bahwa telah sesuai dengan petunjuk pelaksanaan [Juklak], kemudian diminta persetujuan Kepala BKKBN Propinsi. Sesudah persetujuan Kepala BKKBN Propinsi, kemudian Pimpro mengirim uang aggaran melalui Bank BUMN; Bukti Asli pengiriman ditunjukkan kepada saya sebagai Kepala BKKBN Propinsi selaku atasannya. Dengan cara ini BKKBN Kabupaten dan Kotamadya mendapat uang anggaran sesuai petunjuk pelaksanaan tanpa pemotongan. Selanjutnya diinstruksikan kepada Kepala BKKBN Tingkat Dua tidak boleh memotong uang anggaran Kecamatan dan Desa serta Unit Pelaksana. Dengan cara pengiriman uang anggaran melalui Bank tersebut dicegah pemotongan uang anggaran atau korupsi uang negara. Kalau ada yang melanggar akan ditindak/ dihukum sesuai aturan dan hukum yang berlaku.
Masalah informasi keuangan kemungkinan pemotongan uang anggaran . Untuk mengatasi masalah tersebut, setelah anggaran sudah cair dari Kantor Perbendaharaan Negara [KPN], diperintahkan Pemimpin Proyek [Pimpro] untuk membuat rencana allokasi anggaran menurut Kabupaten dan Kotamadya, kemudian diparaf Kepala Bagian Keuangan bahwa telah sesuai dengan petunjuk pelaksanaan [Juklak], kemudian diminta persetujuan Kepala BKKBN Propinsi. Sesudah persetujuan Kepala BKKBN Propinsi, kemudian Pimpro mengirim uang aggaran melalui Bank BUMN; Bukti Asli pengiriman ditunjukkan kepada saya sebagai Kepala BKKBN Propinsi selaku atasannya. Dengan cara ini BKKBN Kabupaten dan Kotamadya mendapat uang anggaran sesuai petunjuk pelaksanaan tanpa pemotongan. Selanjutnya diinstruksikan kepada Kepala BKKBN Tingkat Dua tidak boleh memotong uang anggaran Kecamatan dan Desa serta Unit Pelaksana. Dengan cara pengiriman uang anggaran melalui Bank tersebut dicegah pemotongan uang anggaran atau korupsi uang negara. Kalau ada yang melanggar akan ditindak/ dihukum sesuai aturan dan hukum yang berlaku.
Masalah peningkatan partisipasi masyarakat.
Diupayakan paham optimalisasi kerjasama Pemuka Masyarakat Ulama Umaro [Tokoh Agama dan Pemerintahan].
Saya mendapat pertolongan yang bermakna. Saya sambut dengan baik tawaran kerja sama operasional bhakti sosial dengan Polisi Daerah [POLDA] Jawa Timur untuk mensukseskan program KB selama bulan Juni 1988 dalam rangka Hari Ulang Tahun [HUT] Bhayangkara 1 Juli 1988, kemudian diulangi setiap tahun, selama saya di Jawa Timur.
Demikian juga saya sambut dengan baik rencana Operasi Manunggal KB-KES-ABRI melalui Pusat Kesehatan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia [PUSKES-ABRI] untuk mensukseskan program KB bulan September 1988 dalam rangka HUT ABRI 5 Oktober 1988, yang kemudian diulang setiap tahun. Saya haturkan terima kasih banyak dan penghargaan kepada jajaran Polda Jawa Timur dan PUSKES ABRI serta jajarannya di Jawa Timur.
Diupayakan paham optimalisasi kerjasama Pemuka Masyarakat Ulama Umaro [Tokoh Agama dan Pemerintahan].
Masalah peningkatan partisipasi masyarakat, diupayakan
paham optimalisasi kerjasama Pemuka Masyarakat Ulama Umaro [Tokoh Agama dan Pemerintahan].
Untuk meningkatkan partisipasasi Ulama, bekerja sama dengan Majelis Ulama
Indonesia [MUI] diadakan seminar merumuskan materi penerangan motivasi dan KIE
untuk petunjuk di lapangan.
Saya mendapat pertolongan yang bermakna. Saya sambut dengan baik tawaran kerja sama operasional bhakti sosial dengan Polisi Daerah [POLDA] Jawa Timur untuk mensukseskan program KB selama bulan Juni 1988 dalam rangka Hari Ulang Tahun [HUT] Bhayangkara 1 Juli 1988, kemudian diulangi setiap tahun, selama saya di Jawa Timur.
Demikian juga saya sambut dengan baik rencana Operasi Manunggal KB-KES-ABRI melalui Pusat Kesehatan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia [PUSKES-ABRI] untuk mensukseskan program KB bulan September 1988 dalam rangka HUT ABRI 5 Oktober 1988, yang kemudian diulang setiap tahun. Saya haturkan terima kasih banyak dan penghargaan kepada jajaran Polda Jawa Timur dan PUSKES ABRI serta jajarannya di Jawa Timur.
Demikian juga meningkatkan partisipasi Unit Pelaksana, maka biaya operasional dari BKKBN
propinsi, diberikan dengan cek sesuai jumlah dalam petunjuk pelaksanaan,
antara lain biaya orientasi, penerangan motivasi, pelatihan, tim KB kelling serta pelayanan operasional kegiatan KB di Pesantren dan
desa sekitarnya.
Dengan cara pemberian cek kepada Unit Pelaksana tersebut, dicegah
pemotongan uang atau korupsi uang negara .
Hal ini menimbulkan kepercayaan masyarakat dan partisipasi yang aktif dari para Unit Pelaksana, Pemuka Masyarakat dan Pemuka Agama/ Kiayi dan para santrinya. Komentar mereka mengatakan: Kami di-wong-kan [dihormati , di-orang-kan] oleh BKKBN.
Terima kasih banyak dan penghargaan
saya haturkan kepada Pemerintah Daerah, Unit Pelaksana KB, Para Ulama, Kiayi dan Tokoh agama
lainnya atas dukungan dan partisipasinya dalam program KB di Jawa TIMUR.
Hal ini menimbulkan kepercayaan masyarakat dan partisipasi yang aktif dari para Unit Pelaksana, Pemuka Masyarakat dan Pemuka Agama/ Kiayi dan para santrinya. Komentar mereka mengatakan: Kami di-wong-kan [dihormati , di-orang-kan] oleh BKKBN.
Dampak dari partisipasi masyarakat, maka
tingkat kelahiran di Jawa Timur tahun 1990 telah turun menjadi sekitar 2,4 per
wanita usia subur umur 15-49 tahun, dan TFR nasional masih 3.2.Jadi tingkat kelahiran di Jawa Timur sudah mendekati sasaran
DUA ANAK CUKUP, LAKI PEREMPUAN SAMA SAJA.
Senin, 29 April 2013
KESAKSIAN SEBAGAI KEPALA BKKBN JAWA TIMUR [Sambungan]
KESAKSIAN SEBAGAI KEPALA BKKBN PROPINSI JAWA TIMUR.
Jawa Timur termasuk provinsi
terbesar penduduknya di Indonesia waktu itu sekitar 33 juta, 95 % beragama Islam, lebih tiga kali penduduk
Sumatera Utara dan lebih empat kali penduduk
DKI Jakarta, dan lebih sepuluh kali lipat penduduk Negara Singapore. Jawa Timur
terdiri dari 37 Daerah Tinkat II Kabupaten dan
Kotamadya. Untuk menghadapi situasi
dan kemungkinan adanya masalah dan pemecahannya, maka langkah awal saya adalah mengumpulkan informasi pengelolaan yang
sudah berjalan dan yang akan dilakukan dari petugas propinsi dan kunjungan
lapangan ke beberapa tingkat dua.
Saya menemukan beberapa masalah yang memerlukan solusi atau
pemecahan. Kemudian menentukan prioritas pemecahan dan pelaksanaan yaitu masalah kepegawaian,
masalah keuangan dan partisipasi masyarakat mensukseskan program KB Nasional.
PENCEGAHAN SUAP ATAU KORUPSI KEPEGAWAIAN
Ditemukan masalah kepegawain tentang pungutan uang untuk kenaikan pangkat dan jabatan. Pemecahan masalah kepegawaian diprioritaskan usulan kenaikan pangkat golongan dua kebawah yang sudah lebih 4 tahun belum naik pangkat, untuk diusulkan kepada BAKN [Badan Administrasi Kepegawaian Negara] di Surabaya. Bagi golongan tiga keatas diusulkan kepada BKKBN Pusat. Bagi pegawai lain usulan kenaikan pangkatnya diusulkan 3 bulan sebelum masa pangkat terakhir 4 tahun, untuk diproses kepada BAKN. Jumlah pegawai BKKBN waktu itu lebih dari 7000 orang, jadi usulan kenaikan pangkat regular sekali 4 tahun, tiap tahun diusulkan hampir 2000 pegawai atau sekitar seribu tiap 6 bulan ke BAKN. Terima kasih atas kerja sama dan bantuan BAKN Jawa Timur di Surubaya, pada umumnya antara 3-6 bulan sudah keluar persetujuan kenaikan pangkatnya.
Wewenang penanda tanganan Surat Keputusan [SK] untuk golongan dua kebawah adalah
Kepala BKKBN Propinsi, saya upayakan sudah ditanda tangani SK setelah
sebulan persetujuan BAKN diterima.
Untuk mencegah adanya pungutan kepengurusan SK Kepegawaian,
maka penanda tanganan SK dilakukan per daerah tingkat dua dan setelah itu diberitahukan
melalui surat kepada tingkat dua tersebut yang isinya: Daftar nama pegawai yang sudah
ditandatangani SK kenaikan pangkatnya oleh Kepala BKKBN Propinsi, supaya
diumumkan pada apel pagi dan ditaruh pada papan pengumuman. Dengan
demikian dicegah
alasan meminta uang atau suap untuk urusan kepegawaian naik pangkat
tersebut. Dengan keluarnya Surat Keputusan tanpa pungutan uang, menambah semangat, kepedulian dan kejujuran pegawai dilapangan mensukseskan program KB nasional.
Kamis, 25 April 2013
PINDAH KERJA MENJADI KEPALA BKKBN PROPINSI JAWA TIMUR
KESAKSIAN:PINDAH KERJA MENJADI KEPALA BKKBN PROPINSI JAWA TIMUR
Pada
tahun 1988 Kepala BKKBN Propinsi Jawa Timur Dr Sudarto SpOG dipindahkan
dan dilantik menjadi Deputi Pembinaan Tenaga di BKKBN Pusat di Jakarta. Untuk
pengganti Kepala BKKBN Propinsi Jawa TImur, maka Kepala BKKBN Pusat DR Haryono
Suyono mengusulkan seseorang, tetapi sampai 4 kali usulan calon ditolak oleh
Gubernur Jawa Timur waktu itu Wahono, dengan alasan agar Kepala BKKBN yang diusulkan seorang
dokter senior untuk menggantikan Dr Sudarto. Pada
sidang Majelis Permusyawaratan Rakyat [MPR] 1988, diluar sidang Kepala BKKBN DR Haryono
Suyono berbicara dengan Gubernur Jawa Timur Wahono dan mengusulkan saya menjadi
Kepala BKKBN Jawa Timur, dimana saya disebut sebagai dokter senior yang
beragama Kristen dan suku Batak. Jawaban
Gubernur Wahono menyetujui saya
sebagai Kepala BKKBN Propinsi Jawa Timur. Dengan Surat
Keputusan Kepala BKKBN Pusat,
saya dilantik oleh Gubernur Wahono menjadi
Kepala BKKBN Jawa Timur pada tanggal 17 Maret 1988. Saya merasa perpindahan saya ke Surabaya menjadi kepala BKKBN Propinsi
Jawa Timur adalah pertolongan Tuhan melalui DR Haryono Suyona
dan Gubernur Jawa Timur Wahono. Saya menghaturkan dan terima kasih
banyak penghargaan kepada DR.Haryono Suyono dan Bapak Wahono.
Menurut teman
di Surabaya bahwa saya merupakan Kepala Kantor Wilayah Propinsi Jawa
Timur pertama yang beragama Kristen
di Jawa Timur. Gubernur Wahono
[Letjen Wahono] setelah di Jawa Timur
menjadi Ketua MPR-RI [Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia]
periode 1989-1994. Bapak Wahono digantikan
oleh Mayjen.Sularso sebagai Gubernur
Jawa Timur, beliau juga kommit untuk mensukseskan Program Keluarga Berencana di
Jawa Timur. Setelah saya dilantik sebagai Kepala BKKBN Propinsi Jawa Timur, ada
komentar beberapa pejabat Eselon Satu dan Dua di pusat yang mengatakan
bahwa saya akan
gagal memimpin BKKBN Propinsi JawaTimur.
Jawa
Timur sebagai tiga provinsi terbesar penduduknya di Indonesia waktu itu sekitar
33 juta , 95 % beragama Islam, lebih tiga kali penduduk Sumatera Utara dan
lebih empat kali penduduk DKI Jakarta;
terdiri dari 37 Daerah Tinkat II Kabupaten dan Kotamadya.Untuk menghadapi situasi dan kemungkinan adanya masalah dan
pemecahannya, maka langkah awal saya
mengumpulkan informasi pengelolaan yang sudah berjalan dan yang akan
dilakukan dari petugas propinsi dan kunjungan lapangan ke beberapa tingkat dua. Saya
menemukan beberapa masalah yang
memerlukan solusi atau pemecahan. Kemudian menentukan prioritas pemecahan dan pelaksanaan. Masalah tersebut tentang masalah kepegawaian, keuangan dan partisipasi masyarakat.
Saya merasa sebagai
cobaan penempatan saya sebagai pejabat agar berhasil di Propinsi Jawa Timur. Tantangan dan peluang supaya
dapat berhasil di Jawa Timur dengan pertolongan Tuhan Yang Maha Kuasa [Almighty
God].
Sebagai seorang beragama Kristen dipercayai atasan Kepala BKKBN Pusat yang beragama Islam untuk melakukan tugas dan tanggung jawab dalam jabatan di suatu daerah yang
mayoritas mutlak Islam dan masyarakat Jawa Timur terkenal tegas atau keras
terutama daerah Tapal Kuda termasuk Pulau Madura. Setelah merenung dan berdoa kepada Tuhan Yang Mahakuasa, saya teringat firman Tuhan Yesus:
Jadilah menjadi
garam dan terang dunia”Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan
orang, supaya mereka melihat perbuatannmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang
di sorga” [ Matius 5: 13-16] Saja juga berpegang mengingat ungkapan: Ora et labora . Berdoa dan
bekerja.
Senin, 22 April 2013
PERPINDAHAN KERJA DARI MEDAN KE JAKARTA
PERPINDAHAN KERJA DARI MEDAN KE JAKARTA.
Pada tahun 1979
saya menjabat sekretaris BKKBN Propinsi Sumatera Utara [Sumut]. Kepala BKKBN Sumut H.Sulaiman menjadi pensiun bulan Juli 1979.
Oleh sebab itu saya diusulkan oleh Gubernur Sumatera Utara kepada Kepala BKKBN Pusat
menjadi Kepala BKKBN Propinsi Sumatera Utara. Usulan saya ditolak BKKBN Pusat dengan
alasan tenaga saya lebih dibutuhkan di
BKKBN Pusat. Kemudian Wakil Kepala BKKBN
Pusat mengangkat dan melantik Dr Loet Affandi Kepala Bagian Perencanaan BKKBN
Sumut menjadi Kepala BKKBN Sumatera
Uara. Akibatnya pada awalnya saya dan keluarga merasa kecewa.
Kemudian Kepala BKKBN Pusat mengangkat saya menjadi Kepala Bagian Perencanaan Program di Biro Perncanaan
Pusat.
Pada bulan September 1979 saya melapor perpindahan saya ke BKKBN Pusat. Saya melapor kepada Sekretaris BKKBN Pusat tentang perpindahan, dan mohon diberi rumah, kendaran dinas dan uang pindah ke Jakarta. Beliau murah hati dan memberi rumah dinas yaitu yang saya tempati sekarang dan sudah disiapkan suratnya, uang pindah disetujui melalui Kepala Biro Keuangan dan kendaraan akan diberi setelah keluarga ikut pindah ke Jakarta. Saya bersama keluarga pindah ke Jakarta awal Desember 1979.
Pada bulan September 1979 saya melapor perpindahan saya ke BKKBN Pusat. Saya melapor kepada Sekretaris BKKBN Pusat tentang perpindahan, dan mohon diberi rumah, kendaran dinas dan uang pindah ke Jakarta. Beliau murah hati dan memberi rumah dinas yaitu yang saya tempati sekarang dan sudah disiapkan suratnya, uang pindah disetujui melalui Kepala Biro Keuangan dan kendaraan akan diberi setelah keluarga ikut pindah ke Jakarta. Saya bersama keluarga pindah ke Jakarta awal Desember 1979.
Saya merasa
perpindahan saya dari Medan ke BKKBN Pusat di
Jakarta merupakan pertolongan Tuhan melalui Kepala BKKBN Pusat Dr Suwarjono
Suryaningrat dan Dr
Ida Sukaman sebagai Sekretaris BKKBN Pusat, dengan diberinya jabatan, perumahan,
kendaraan dan uang pindah. Menurut beberapa teman, biasanya perpindahan pegawai dari daerah ke pusat Jakarta, jarang
terus diberi jabatan, perumahan dan kendaraan. Kemudian perumahan tersebut dijual
pemerintah kepada penghuni, saya membeli rumah dinas tersebut dengan cara
mengangsur menjadi rumah pribadi pada tahun 1989, setelah 10 tahun dihuni. Saya
dan keluarga mengucapkan terima kasih banyak dan penghargaan kepada Bapak Dr Suwarjono
Suryaningrat dan Dr Ida Sukaman [ Alm] yang memindahkan saya ke BKKBN Pusat
di Jakarta..
Jumat, 19 April 2013
COBAAN IMAN DAN PRTOLONGAN TUHAN
COBAAN IMAN DAN PERTOLONGAN TUHAN.
Panitia menghubungi beberapa
anggota dan bekas pengurus GMKI yang sudah senior , tidak ada yang bersedia peranan Yesus.
Kemudian mengupayakan dari pengurus GMKI sendiri tidak ada yang mau atau
bersedia peran Yesus tersebut. Akhirnya anggota pengurus mengusulkan saya
menjadi pemeran Yesus pada sandiwara tersebut. Pada awalnya saya menolak, agar
diupayakan yang lain lagi. Tetapi tidak ada yang bersedia, panitia tetap mengusulkan
saya untuk peran tersebut.
Setelah
saya berdoa dan merenung peran tersebut, saya bersedia. Dengan memohon pertolongan Tuhan Yesus kepada saya dan pemain
peran lainnya agar sandiwara tersebut berlangsung baik dan bermanfaat bagi umat
yang menyaksikan serta kemuliaan bagi Tuhan Yang Maha Kuasa.
Pada waktu pelaksanaan sandiwara tersebut bulan April 1962 ada beberapa orang yang menangis dan kemudian datang menyalami kami pemain setelah selesai sandiwara. Para pemain dan pengurus GMKI merasa gembira dan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Mahakuasa atas keberhasilan sandiwara tersebut.
Pada waktu pelaksanaan sandiwara tersebut bulan April 1962 ada beberapa orang yang menangis dan kemudian datang menyalami kami pemain setelah selesai sandiwara. Para pemain dan pengurus GMKI merasa gembira dan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Mahakuasa atas keberhasilan sandiwara tersebut.
PERTOLONGAN TUHAN MELALUI GURU,DOSEN DAN PROFESSOR
1.
PERTOLONGAN
TUHAN MELALUI GURU, DOSEN DAN PROFESSOR
Saya.selama penddikan
dari Sekolah Dasar sampai tammat atau lulus dokter manusia tahun 1965 dan S2 Sarjana Kesehatan Masyarakat
[SKM]] 1977, pada tingkat VI tidak pernah kalah ujian, hanya sekali ujian ulangan tiga bulan Penyakit Dalam pada tingkat 6 [enam] atau Semi Arts Fakultas Kedokteran
U.S.U. Medan. Pengalaman dalam persiapan ujian, berangkat ke ujian, sebelum
mulai ujian saya berdoa dan minta
pertolongan Tuhan agar saya dapat menjawab ujian dan lulus. Terima kasih dan
puji syukur kepada Tuhan Yang Mahakuasa yang mendengarkan dan mengabulkan doa
saya. Terima kasih dan penghargaan saya haturkan kepada semua bekas Guru, Dosen
dan Professor yang mengajar dan membimbing saya selama masa pendidikan.
Senin, 15 April 2013
KESAKSIAN PERTOLONGAN TUHAN [SAMBUNGAN]
KESAKSIAN PERTOLONGAN TUHAN [SAMBUNGAN]
Walaupun keterbatasan uang dan pakaian, saya tetap mengikuti kuliah, karena kuliah tingkat dua dan tingkat tiga dilakukan diruangan kuliah di asrama mahasiswa kami. Sehingga saya masih dapat mengikuti jadwal kuliah dan ujian. Ujian pada Tingkat III Faked U.S.U. adalah dengan ujian tertulis, ujian praktek dan ujian lisan secara terbuka untuk umum oleh Profesor dan 2 anggota tim penguji lain untuk mata kuliah tertentu. Kemudian saya lulus ujian tingkat tiga atau Persiapan Tingkat Dua [ C II] pada 10 Oktober 1959 dengan predikat tiga terbaik atau “COMMAND” menurut Prof. Kenney dosen Physiology warga Negara Inggris. Kesulitan dan keadaan kritis waktu dan uang semakin berkurang mulai tahun 1960, dimana saya diangkat sebagai Pegawai Negeri Sipil Asisten Tingkat II di Fisiologi sejak 1 Januari 1960.
Terima kasih dan penghargaan kepada Prof.Kenney yang mengangkat saya menjadi Asisten Fisiologi. Setelah lulus tingkat tiga, kemudian saya melanjutkan kuliah di tingkat empat dan lima.
KESAKSIAN PERTOLONGAN TUHAN
-->
KESAKSIAN PERTOLONGAN TUHAN KEPADA SAYA.
Pada bulan
Februari 2013 yang lalu Pendeta DR Dewi Sri Boru Sinaga menganjurkan pada Sermon
atau Penelaahan Alkitab Lanjut Usia [LANSIA]
untuk menyajikan secara lisan kesaksian pertolongan Tuhan dalam hidup anggota
LANSIA gereja Huria Kristen Batak Protestan [HKBP] Sudirman Jakarta. Pada akhir
Maret 2013 setelah penyajian tersebut, pendeta tersebut menganjurkan kami
menulis kesaksian tersebut untuk dibukukan dan sesudah itu akan disajikan
kepada generasi muda gereja. Diharapkan kesaksian tersebut bermanfaat untuk
generasi muda gereja. Tulisan dibawah ini adalah Kesaksian tertulis saya untuk
dibukukan sebagai dokumen gereja.
1. I. MASA
HIDUP PALING SULIT DAN KRITIS TAHUN 1958-1959.
.
Pada tanggal 25
Februari 1958, Proklamasi Pemerintahan Revolusioner Indonesia [ PRRI] di
Sumatera termasuk Sumatera Utara. Terjadilah pemberontakan dan pertempuran
militer yang meluas antara pasukan Pemerintah Pusat dan PRRI, sehingga putus
hubungan dengan orang tua di Tapanuli dan tidak
mendapat uang kiriman dari orang tua
selama lebih tiga tahun. Pada waktu itu saya dan abang O.H.Panjaitan mahasiswa fakultas kedokteran tinggal di asrama
mahasiswa Padangbulan Medan. Akibat masa perang, maka semua pembantu pekerja
asrama berhenti karena tidak mendapat gaji. Selanjutnya saya dan abang bertahan
hidup dengan belanja bahan makanan di pasar dan masak sendiri untuk makan, dan cuci sendiri pakaian, jarang makan di restoran, karena keterbatasan
uang. Pada hal saya harus mengikuti kegiatan sebagai berikut:
1. Mengikuti
kuliah pagi sampai siang hari tahun 1958-1959 di tingkat dua dan tiga Fakultas
Kedokteran [ Faked] U.S.U. pada hari
Senin-Jumat. Kuliah Anatomy [Ilmu Urai
Manusia], Physiology [ Ilmu FAAL], dan Biochemistry [ Biokimia] dalam bahasa
Inggris. Histology [ Ilmu Urai Jaringan dan sel tubuh], Ilmu Penyakit Umum dan
Ilmu Khasiat obat dalam bahasa Indonesia.
2. Praktek
ilmu Anatomy bedah mayat dan Histology pada sore hari sekali seminggu. Praktek percobaan Physiology
sore hari sekali seminggu.
3. Asisten
Fisika Fakultas Kedokteran U.S.U. Medan, mengawasi mahasiswa tingkat satu
praktek fisika sore hari dan memeriksa jurnal hasil percobaan praktek sekali
seminggu.
4. Asisten
Fisika Fakultas Pertanian U.S.U. Medan sore hari sekali seminggu, mengawasi dan
memeriksa jurnal hasil percobaan fisika tersebut.
5. Mengajar
Fisika atau Ilmu Pengetahuan Alam [ IPA] pada kelas tiga S.M.A. Negeri Dua
Medan pada pagi hari sekali seminggu.
6. Memberi
less atau mengajar privat ilmu Fisika/ IPA persiapan ujian akhir kelas tiga SMA
pada sore hari sekali seminggu.
Saya
merasa pertolongan dan kasih Tuhan Yang Mahakuasa, melalui
Prof. Steinmetz mengangkat saya menjadi asisten fisika [ IPA] setelah saya
lulus tingkat pertama dan Bapak C.M.Sinorangkir direktur SMA Negeri II Medan
mengangkat saya menjadi guru SMA II Medan. Saya
mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada Prof Steinmetz dan Bapak
C.M.Simorangkir. Abang saya O.H.Panjaitan juga mahasiswa Fakultas
Kedokteran tersebut dan mengajar di SMA Kristen Padangbulan Medan.
keristua;@santoso karo-karo;@sinurat parulian;@suzana
sinaga;@setianna;@salomo panjaitan@raymond marpaung;@tulus adalama
Minggu, 14 April 2013
TANAH LELUHUR RAJA PANJAITAN
HUTA BONA PASOGIT NI RAJA PANJAITAN ATAU TANAH LELUHUR RAJA PANJAITAN
LOBU PARSERAHAN di ONANRAJA BALIGE ,kabupaten Toba Samosir sekarang adalah BONA PASOGIT RAJA SIBAGOT NI POHAN,anak dan cucu-cucunya lahir dan dewasa disana. Anaknya TUAN DI BANGARNA dan cucunya RAJA PANJAITAN dan adiknya lahir dan menjadi dewasa juga di LOBU PARSERAHAN. Jadi LOBU PARSERAHAN adalah BONA PASOGIT SIBAGOT NI POHAN,ANAK DAN CUCU-CUCUNYA, termasuk TUAN DIBANGARNA dan anak-anaknya RAJA PANJAITAN, SILITONGA, SIAGIAN DAN SIANIPAR.
MATIO adalah Bona Pasogit kedua turunan RAJA PANJAITAN karena beliau “manosor” atau pindah ke Matio, anak satu-satunya RAJA SITUNGO lahir dan besar di Matio.
SITORANG adalah Bona Pasogit ketiga turunan RAJA PANJAITAN karena RAJA SITUNGO pindah ke Sitorang dan keempat anaknya MARTIBIRAJA, RAJA DOGOR ,RAJA SIPONOT DAN RAJA SIJANGGUT NI HUTING lahir dan besar atau dewasa di Sitorang.
Jadi LOBU PARSERAHAN DI ONAN RAJA BALIGE, MATIO dan SITORANG adalah BONA PASOGIT atau TANAH LELUHUR turunan RAJA PANJAITAN.
POPULER SEHAT DAN KELUARGA BERENCANA: HUTA BONA PASOGIT NI RAJA PANJAITAN ATAU TANAH LEL...
POPULER SEHAT DAN KELUARGA BERENCANA: HUTA BONA PASOGIT NI RAJA PANJAITAN ATAU TANAH LEL...: HUTA BONA PASOGIT NI RAJA PANJAITAN ATAU TANAH LELUHUR RAJA PANJAITAN LOBU PARSERAHAN di ONANRAJA BALIGE ,kabupaten Toba Samosir seka...
PADAN/ PERJANJIAN PANJAITAN DAN DAIRI
-->
.
PADAN MARGA PANJAITAN DAN MARGA DAIRI.
PADAN MARGA PANJAITAN DAN MARGA DAIRI.
Marga DAIRI SIBAGOT tempat tinggalnya di Dairi Pangasean Narumonda sekitar dua km dari Hutanamora Sitorang, bersebelahan dengan kampung si Janggut ni Huting. Menurut orang tua-tua Dairi berasal dari Bakkara Sinambela dan akrab hubungannya dengan Panjaitan. Mereka mengatakan bahwa mereka adalah Dairi Sinambela, sebagian mengatakan Dairi Sinanullang dan ada yang mengaku Dairi Panjaitan serta ada yang menyebut marganya Dairi saja.
Bagi mereka yang mengaku marga Sinambela atau Simanullang berlaku Padan atau Janji dengan marga Sinambela dan atau Simanullung; dimana dilarang atau tabu turunannya saling kawin dengan turunan Panjaitan..
Sabtu, 03 November 2012
“PADAN” / JANJI MARGA PANJAITAN DAN MARGA SIBUEA.
MARGA SIBUEA masuk rumpun marga SIPAETTUA yaitu marga HUTAHAEAN,HUTAJULU,ARUAN, SIBARANI,SIBUEA,PANGARIBUAN DAN HUTAPEA LAGUBOTI. SIBARANI DAN SIBUEA adalah turunan RAJA PARTANO anak kedua SIPAETTUA.
Menurut ceritra orang tua-tua bahwa Raja Partano lebih dahulu meninggal dan meninggalkan istri dan seorang anak laki-laki yaitu yang menjadi Marga SIBARANI. Pada suatu saat, janda Raja Partano hamil,kemudian melahirkan seorang anak laki-laki. Para pengetuai dan turunan SIPAETTUA menanyakan siapa ayah bayi laki-laki tersebut,satu per satu turunan SIPAETTUA yang ditanya tidak ada yang mengaku siapa ayah dari bayi tersebut.Akhirnya pengetuai menanya dan mendesak janda tersebut untuk mengakui dengan jujur siapa ayah dari bayinya tersebut.
Janda tersebut mengaku bahwa ayah dari anak tersebut adalah RAJA SITUNGO MARGA PANJAITAN dari Sitorang. Anak tersebut diberi nama SIBUEA. Dikemudian hari turunan SIBUEA dan PANJAITAN mengadakan PADAN atau PERJANJIAN antara lain berbunyi: “Nang tu joloan on naso jadi halupahononta, sisada ama do Sibuea mardua ina dohot pomparan ni RAJA SITUNGO PANJAITAN. PADAN ni Ompu, padan paranggi dolion Panjaitan dohot Sibuea, naso boi masibuatan boru”.
Artinya : Dimasa depan tidak boleh kita lupakan bahwa SIBUEA dan PANJAITAN adalah satu Ayah dan dua Ibu dengan keturunan RAJA SITUNGO PANJAITAN.
“Padan ni Ompu” perjanjian nenek moyang Marga Panjaitan panggil adik kepada Marga Sibuea, turunan kedua marga tidak boleh atau tabu saling menikahi.
PADAN / JANJI PANJAITAN DAN SIMANULLANG
“PADAN” /PERJANJIAN MARGA PANJAITAN DAN MARGA SIMANULLANG.
Marga SIMANULLANG adalah turunan SI RAJA OLOAN adik dari marga SINAMBELA, dimana SINAMBELA satu ibu BORU PASARIBU dengan SIMANULLANG , anak perempuan RAJA UTI dari Barus. Setelah adanya “PADAN” /PERJANJIAN marga PANJAITAN dengan marga SINAMBELA berdasarkan hubungan keturunan, yang telah diakui oleh Raja-raja Adat, maka marga SIMANULLANG dan PANJAITAN juga merasa ada hubungan keturunan . Maka hubungan marga SIMANULLANG dengan marga PANJAITAN, juga seperti berdasarkan Perjanjian/Padan dengan SINAMBELA yaitu: Turunan si RAJA PANJAITAN adalah abang dari segi keturunan dan adik dari segi kerajaan terhadap keturunan marga SIMANULLANG, kedua marga dilarang, tidak boleh atau tabu saling menikahi.
PADAN / JANJI PANJAITAN DAN SINAMBELA
Telah disajikan sebelumnya bahwa RAJA SITUNGO NAIBORNGIN
tidak kembali ke Sitorang, menurut kabar sudah meniggal,tetapi anak dan cucunya
Raja Sijorat tidak mengetahui dimana meninggal dan dimana makamnya.
Menurur keterangan
Raja Welsing Panjaitan ,anak Raja Pandua OMPU SI MONGGUR Hutanamora yang tinggal di Jl. Pabrik Tenun Medan dan
mantan pegawai Pemerintah Daerah Propinsi Sumatra Utara adalah sebagai
berikut: Bagi turunan orang Batak adalah aib atau rasa malu, bila orang tua atau
ompung/kakek seseorang tidak diketahui keberadaannya ,”bangke dohot hinamborna”
atau mayat dan makamnya.
Jadi dalam beberapa tahun diselidiki oleh RAJA SIJORAT kemana
perginya, dimana tinggal,jika sudah meninggal dimana
makamnya. Menurut kabar yang dapat dipercaya dari beberapa tokoh adat,bahwa
RAJA SITUNGO NAIBORNGIN berada di
Bakkara,sudah menikah dan mempunyai keturunan, meninggal dan dimakamkan di
Bakkara. Oleh
sebab itu pergilah RAJA SIJORAT mencari tempat tinggal RAJA SITUNGO NAIBORNGIN
, dengan tujuan jika ketemu makamnya ,maka kerangkanya akan digali [mangokkal holi ni natua-tua] dan dibawa ke Sitorang
untuk dilakukan upacara pemakaman menurut adat Batak. Setelah tiba di Bakkara, RAJA SIJORAT
bertemu dengan tokoh-tokoh adat di
Bakkara, diimana beliau menanyakan kebenaran kabar bahwa RAJA SITUNGO
NAIBORNGIN sudah meninggal dan dimana makamnya. Setelah diketahui makamnya,maka
RAJA SIJORAT member tahu maksudnya
kepada Raja-raja Adat disana untuk “mangokkal holi ni Ompungna” menggali
makam kakeknya dan membawa kerangkanya ke kampung halamannya di Sitorang.
Maksud RAJA SIJORAT untuk menggali makam tidak disetujui
RAJA SI SINGAMANGARAJA dengan mengatakan bahwa makam tersebut adalah makam
orang tuanya. Setelah beberapa lama berdialog ,tidak ada kesepakatan diantara
RAJA SIJORAT dan RAJA SI SINGA MANGARAJA. Selanjutnya Raja-raja Adat
memutuskan agar kedua mereka mengadu kekuatan dan kesaktiannya disaksikan
Raja-raja Adat dengan cara “marsiranggut dohot martinju” atau berhantam bergumul
dan bertinju. Siapa yang menang ,dialah turunan orang mati dalam makam tersebut
yang lebih Sakti dan berhak menggali makam yang diperebutkan.
Mereka
berhantam selama satu hari tidak ada yang menang,diteruskan berhantam
sampai hari-hari berikutnya sampai tujuh hari bergumul dan bertinju tidak ada
yang menang. Akhirnya Raja-raja Adat memutuskan
bahwa RAJA SIJORAT dan RAJA SI SINGA MANGARAJA adalah sama kuat dan
sakti dan merupakan turunan dari RAJA SITUNGO NAIBORNGIN yang sudah meninggal
dan terkenal sebagai Dukun Besar dan Sakti.
Dasar pertimbangan Raja-raja Adat berdasarkan hukum dan
adat Batak:
“Marojahan tu adat dohot uhum na hombar tu adat pinahot nasida:
Molo nidanggurhon batu ni halto tu porlak ni dongan, jala tubu ma
disi,tontu nampuna porlak I do nampuna bagot i. Songon I ma pangkataion ni
angka Raja-raja Adat dohot pangituai ni angka Omputta,dihubungan pardongan
tubuonta tu marga Sinambela. Dipahot RAJA SINGAMANGARAJA dohot RAJA SIJORAT
PARALIMAN ma Padan dohot Tonggo
natangkas: HAHA
NI PARTUBU,ANGGI NI HARAJAON MA RAJA SIJORAT PARALIMAN TU RAJA
SINGAMANGARAJA,NASO BOI MASIBUATAN BORU”. [Sumber:PANITIA TUGU
RAJA PANJAITAN,1971, hal .30]
Terjemahannya:
Berdasarkan Adat dan Hukum yang sesuai dengan adat yang berlaku: Jika seseorang
melemparkan bibit tanaman “halto” atau bibit pohon enau ke kebon orang lain dan
bibit itu tumbuh menjadi pohon enau, maka yang punya pohon enau itu adalah yang punya kebon. Begitulah pertimbangan pengetuai Adat tentang” Padan Pardongan
Tubuon” antara Marga Panjaitan dan Sinambela, dimana Padan/Perjanjian
tersebut antara RAJA SINGAMANGARAJA SINAMBELA
dengan RAJA SIJORAT PARALIMAN PANJAITAN dinyatakan
dalam pernyataan bahwa: TURUNAN RAJA PANJAITAN ADALAH ABANG DARI SEGI KETURUNAN DAN
ADIK DARI SEGI KERAJAAN TERHADAP
KETURUNAN RAJA SINGAMANGARAJA, TIDAK BOLEH ATAU TABU SALING MENIKAHI .
Selanjutnya
Raja-raja adat di Bakkara menyuruh Omputta RAJA SINGAMANGARAJA DAN RAJA
SIJORAT “MEBAT” atau kunjungan adat dan
mohon doa restu tentang kerajaan dan kesaktian kepada pamannya RAJA UTI PASARIBU,
juga bergelar RAJA RUM di Barus sebagai Raja Kerajaan terkaya dan tertua di
Sebelah barat Pulau Sumatera; hasil
perdagangan kapur Barus pengawetan barang berharga dan pakaian beberapa abad
dengan India ,Timur Tengah dan Eropah.Mereka pergi ke Barus sebab Ibu
R.SINGAMANGARAJA adalah boru Pasaribu anak perempuan RAJA UTI PASARIBU. Mereka
berdua pergi ke Barus melintasi hutan yang banyak binatang liar seperti ular,
harimau dan lain-lain. RAJA SINGAMANGARAJA DAN RAJA SIJORAT bisa sampai dan
masuk Istana Kerajaan.
Melihat kedua tamunya dapat masuk istana kerajaan, dapat
menembus hutan-hutan dengan binatang liar dan penjaga istana yang ketat,maka
dalam hatinya RAJA UTI, kedua tamu tersebut adalah Orang Yang Sakti. Oleh sebab
itu RAJA UTI tidak mau bertemu langsung dengan kedua tamunya dan dia naik ke
“songkor” /diatas plafon rumahnya dengan maksud mengamati tindak tanduk kedua tamunya
tersebut. Kedua tamu bertemu dan berkenalan dengan “nantulang”/ istri pamannya
RAJA UTI. Nyonya RAJA UTI mengajak makan kedua “berenya”/ keponakannya dan
menanyakan apa ada makanan kesukaan mereka untuk dihidangkan sebagai tamu dan
bere. Jawab RAJA SIJORAT selain hidangan nasi dan lauk agar dihidangkan juga sayur sijungkat atau limut
[sejenis sayur yang tumbuh di dalam air dan sayurnya panjang ,dapat dimakan
mentah ataupun digodok], hal ini sebagai siasat untuk dapat melihat keatas
plafon secara sopan sewaktu makan.
Pada waktu makan RAJA
SINGAMANGARAJA duluan makan sayur yang
panjang dan menengadah keatas plafon yang berlobang diatasnya dan bertemu mata
dengan pamannya RAJA UTI. Lalu RAJA SINGAMANGARAJA menucapkan: “Beremuna do hami Tulang,turun ma
Rajanami asa rap mangan hita”,artinya
Kami adalah keponakan paman,silahkan turun ,marilah kita makan bersama. Lalu RAJA UTI menjawab: “Raja na
Marsahala,angka na bisuk jala na bijaksana,anak ni Raja Toba, turun pe ahu asa
rap mangan ,dungi mangkatai dohot hamu “
artinya Raja yang Sakti, pintar dan
bijaksana Anak RAJA TOBA, Aku akan turun makan bersama dan setelah itu kita
berbicara.
Dalam pembicaraan setelah makan, RAJA UTI mengatakan: “RAJA SIJORAT PARALIMAN MA GOARMU, AI JINORAT NI SAHALAM DO UMBAHEN NA
PAJUMPANG BOHI HITA”. Namamu adalah RAJA SIJORAT PARALIMAN,karena kesaktianmu
memesan sayur limut dapat menjerat Aku
untuk ketemu muka. Menurut orang tua-tua inilah permulaan nama RAJA
SIJORAT PARALIMAN sebelumnya namanya adalah Raja Sijorat.
Dalam pembicaraan, kemudian RAJA UTI menguji kesaktian
kedua berenya dengan menyuruh mencari 5 keanehan
atau keajaiban yang belum pernah terjadi yaitu “Manang na boi luluan nasida 5 tanda halongangan naso dung hea
masa,ima: 1.Lote na marlau [namarihur], 2.Pungga namarimbulu, 3.Bulung ni ri na
sabolak ni anduri, 4. Boru na boi marsabe-sabehon tarusna, 5. Hoda namartanduk”
Terjemahannya: Apakah berenya dapat
mencari dan menunjukkan keanehan yang belum pernah terjadi sebelumnya yaitu: 1.
Burung puyuh yang berekor panjang, 2.Batu asah yang berbulu,3.Daun alang-alang
selebar alat penampi beras, 4.Perempuan yang buah dadanya panjang sampai
kebelakang bahunya,5.Kuda yang bertanduk.
Sesuai dengan petunjuk arahan RAJA UTI, maka RAJA SIJORAT
PARALIMAN dan RAJA SINGAMANGARAJA pergi
mencari perintah paman mereka tersebut. Menurut keterangan dalam buku PANITIA
TUGU RAJA PANJAITAN,1971 [h46],R.SIJORAT PARALIMAN yang mendapat dan
mengumpulkan 5 keanehan tersebut yaitu:
1.Burung puyuh yang berekor panjang didapat dan ditangkap
bekerja sama dengan marga Siagian di
“bona ni amppapaga” sejenis tumbuhan di Siampapaga.
2.Batu asah yang
berbulu didapat dari Laguboti. 3.Daun
alang-alang selebar alat penampi beras
didapat dari Humbang.
4.Perempuan yang buah dadanya panjang didapat dari pulau Samosir dan
5.Kuda yang bertanduk dapat
dijerat dan ditangkap di Lembah Silindung, kuda tersebut dijerat dengan tali
“ualang namarrante rihit” yaitu tali besar yang lebih dahulu direndam dalam
darah sapi atau kerbau,kemudian ditaburi dengan pasir yang kasar.
Setelah 5 perintah keanehan tersebut didapat,maka RAJA
SINGAMANGARAJA dan RAJA SIJORAT membawa dan menyerahkan hasil 5 keanehan tersebut kehadapan RAJA UTI.
Setelah pertemuan tersebut maka RAJA UTI mengakui KESAKTIAN KEDUA BERENYA DAN MEREKA SALING
MENGHORMATI.
Kemudian RAJA UTI merestui
dan menyerahkan Kerajaan TANO /TANAH BATAK
HASUNDUTAN [Barat]kepada bere kandungnya dan yang melihat muka RAJA UTI
pertama kali sewaktu makan dengan sayur sijungkat atau limut. Sesudah itu
melantik RAJA SINGAMANGARAJA sebagai SINGA ADAT ,SINGA HUKUM DAN SINGA KERAJAAN Tanah Batak dan bernama RAJA SINGAMANGARAJA.
Sejak pelantikan itulah namanya RAJA SINGAMANGARAJA.
Kepada RAJA SIJORAT dengan kesaktiannya waktu pertemuan
pertama dan dapat menangkap dan memberikan 5 keanehan,maka diangkat dan
dilantik sebagai” RAJA BATAK NA DI HABISSARAN”
atau RAJA BATAK DI BAGIAN TIMUR yaitu TOBA HOLBUNG mulai gunung GUNUNG /
DOLOK TOLONG sampai ASAHAN dan lautan disebelah Timur atau Selat Malaka.
Demikianlah informasi yang dapat kami sajikan bagi Hubungan PERJANJIAN MARGA PANJAITAN DAN MARGA
SINAMBELA.
Langganan:
Postingan (Atom)