KESAKSIAN:PINDAH KERJA MENJADI KEPALA BKKBN PROPINSI JAWA TIMUR
Pada
tahun 1988 Kepala BKKBN Propinsi Jawa Timur Dr Sudarto SpOG dipindahkan
dan dilantik menjadi Deputi Pembinaan Tenaga di BKKBN Pusat di Jakarta. Untuk
pengganti Kepala BKKBN Propinsi Jawa TImur, maka Kepala BKKBN Pusat DR Haryono
Suyono mengusulkan seseorang, tetapi sampai 4 kali usulan calon ditolak oleh
Gubernur Jawa Timur waktu itu Wahono, dengan alasan agar Kepala BKKBN yang diusulkan seorang
dokter senior untuk menggantikan Dr Sudarto. Pada
sidang Majelis Permusyawaratan Rakyat [MPR] 1988, diluar sidang Kepala BKKBN DR Haryono
Suyono berbicara dengan Gubernur Jawa Timur Wahono dan mengusulkan saya menjadi
Kepala BKKBN Jawa Timur, dimana saya disebut sebagai dokter senior yang
beragama Kristen dan suku Batak. Jawaban
Gubernur Wahono menyetujui saya
sebagai Kepala BKKBN Propinsi Jawa Timur. Dengan Surat
Keputusan Kepala BKKBN Pusat,
saya dilantik oleh Gubernur Wahono menjadi
Kepala BKKBN Jawa Timur pada tanggal 17 Maret 1988. Saya merasa perpindahan saya ke Surabaya menjadi kepala BKKBN Propinsi
Jawa Timur adalah pertolongan Tuhan melalui DR Haryono Suyona
dan Gubernur Jawa Timur Wahono. Saya menghaturkan dan terima kasih
banyak penghargaan kepada DR.Haryono Suyono dan Bapak Wahono.
Menurut teman
di Surabaya bahwa saya merupakan Kepala Kantor Wilayah Propinsi Jawa
Timur pertama yang beragama Kristen
di Jawa Timur. Gubernur Wahono
[Letjen Wahono] setelah di Jawa Timur
menjadi Ketua MPR-RI [Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia]
periode 1989-1994. Bapak Wahono digantikan
oleh Mayjen.Sularso sebagai Gubernur
Jawa Timur, beliau juga kommit untuk mensukseskan Program Keluarga Berencana di
Jawa Timur. Setelah saya dilantik sebagai Kepala BKKBN Propinsi Jawa Timur, ada
komentar beberapa pejabat Eselon Satu dan Dua di pusat yang mengatakan
bahwa saya akan
gagal memimpin BKKBN Propinsi JawaTimur.
Jawa
Timur sebagai tiga provinsi terbesar penduduknya di Indonesia waktu itu sekitar
33 juta , 95 % beragama Islam, lebih tiga kali penduduk Sumatera Utara dan
lebih empat kali penduduk DKI Jakarta;
terdiri dari 37 Daerah Tinkat II Kabupaten dan Kotamadya.Untuk menghadapi situasi dan kemungkinan adanya masalah dan
pemecahannya, maka langkah awal saya
mengumpulkan informasi pengelolaan yang sudah berjalan dan yang akan
dilakukan dari petugas propinsi dan kunjungan lapangan ke beberapa tingkat dua. Saya
menemukan beberapa masalah yang
memerlukan solusi atau pemecahan. Kemudian menentukan prioritas pemecahan dan pelaksanaan. Masalah tersebut tentang masalah kepegawaian, keuangan dan partisipasi masyarakat.
Saya merasa sebagai
cobaan penempatan saya sebagai pejabat agar berhasil di Propinsi Jawa Timur. Tantangan dan peluang supaya
dapat berhasil di Jawa Timur dengan pertolongan Tuhan Yang Maha Kuasa [Almighty
God].
Sebagai seorang beragama Kristen dipercayai atasan Kepala BKKBN Pusat yang beragama Islam untuk melakukan tugas dan tanggung jawab dalam jabatan di suatu daerah yang
mayoritas mutlak Islam dan masyarakat Jawa Timur terkenal tegas atau keras
terutama daerah Tapal Kuda termasuk Pulau Madura. Setelah merenung dan berdoa kepada Tuhan Yang Mahakuasa, saya teringat firman Tuhan Yesus:
Jadilah menjadi
garam dan terang dunia”Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan
orang, supaya mereka melihat perbuatannmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang
di sorga” [ Matius 5: 13-16] Saja juga berpegang mengingat ungkapan: Ora et labora . Berdoa dan
bekerja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar