Rabu, 01 Mei 2013

KESAKSIAN SEBAGAI KEPALA BKKBN JAWA TIMUR [ Sambungan]


KESAKSIAN SEBAGAI KEPALA BKKBN  PROPINSI JAWA TIMUR

PENCEGAHAN KORUPSI UANG NEGARA.
Masalah informasi keuangan kemungkinan pemotongan uang anggaran . Untuk mengatasi masalah tersebut, setelah anggaran sudah cair dari Kantor Perbendaharaan Negara [KPN], diperintahkan Pemimpin Proyek [Pimpro] untuk membuat rencana allokasi anggaran menurut Kabupaten dan Kotamadya, kemudian diparaf Kepala Bagian Keuangan bahwa telah sesuai dengan petunjuk pelaksanaan [Juklak], kemudian diminta persetujuan Kepala BKKBN Propinsi. Sesudah persetujuan  Kepala BKKBN Propinsi, kemudian  Pimpro mengirim uang aggaran melalui Bank BUMN; Bukti Asli pengiriman ditunjukkan kepada saya sebagai Kepala BKKBN Propinsi selaku atasannya. Dengan  cara ini BKKBN Kabupaten dan Kotamadya mendapat uang anggaran sesuai petunjuk pelaksanaan tanpa pemotongan. Selanjutnya  diinstruksikan  kepada Kepala BKKBN Tingkat Dua tidak boleh memotong uang anggaran Kecamatan dan Desa  serta Unit Pelaksana. Dengan  cara pengiriman uang anggaran melalui Bank tersebut dicegah pemotongan uang anggaran atau korupsi uang negara. Kalau  ada  yang  melanggar  akan ditindak/ dihukum sesuai aturan dan hukum yang berlaku.

 Masalah peningkatan partisipasi masyarakat. 
 Diupayakan  paham  optimalisasi kerjasama Pemuka Masyarakat Ulama Umaro [Tokoh Agama dan Pemerintahan]. 



Masalah peningkatan partisipasi masyarakat, diupayakan paham optimalisasi kerjasama Pemuka Masyarakat Ulama Umaro [Tokoh Agama dan Pemerintahan].

Untuk meningkatkan partisipasasi Ulama, bekerja sama dengan Majelis Ulama Indonesia [MUI] diadakan seminar merumuskan materi penerangan motivasi dan KIE untuk petunjuk di lapangan.  

Saya mendapat pertolongan yang bermakna. Saya sambut dengan baik tawaran kerja sama operasional bhakti sosial dengan Polisi Daerah [POLDA] Jawa Timur untuk mensukseskan program KB selama bulan Juni 1988 dalam rangka Hari Ulang Tahun [HUT] Bhayangkara 1 Juli 1988, kemudian diulangi setiap tahun, selama saya di Jawa Timur
Demikian juga saya sambut dengan baik rencana Operasi Manunggal KB-KES-ABRI melalui Pusat Kesehatan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia [PUSKES-ABRI] untuk mensukseskan program KB bulan September 1988 dalam rangka HUT ABRI 5 Oktober 1988, yang kemudian diulang setiap tahun. Saya haturkan terima kasih banyak dan penghargaan kepada jajaran Polda Jawa Timur dan PUSKES ABRI serta jajarannya di Jawa Timur.
 Demikian juga meningkatkan partisipasi Unit Pelaksana, maka biaya operasional dari  BKKBN propinsi, diberikan dengan cek sesuai jumlah dalam petunjuk pelaksanaan, antara lain biaya orientasi, penerangan motivasi, pelatihan, tim KB kelling serta pelayanan operasional kegiatan KB di Pesantren dan desa sekitarnya.
 Dengan  cara  pemberian cek kepada Unit Pelaksana  tersebut, dicegah  pemotongan uang atau korupsi uang negara .
 Hal ini menimbulkan kepercayaan masyarakat dan partisipasi yang  aktif  dari  para Unit Pelaksana,  Pemuka Masyarakat dan Pemuka Agama/ Kiayi dan para santrinya. Komentar mereka mengatakan: Kami di-wong-kan  [dihormati , di-orang-kan]  oleh BKKBN. 
Terima kasih banyak dan penghargaan saya haturkan kepada Pemerintah Daerah, Unit Pelaksana KB, Para Ulama, Kiayi dan Tokoh agama lainnya atas dukungan dan partisipasinya dalam program KB di Jawa TIMUR.
 Dampak dari partisipasi masyarakat, maka tingkat kelahiran di Jawa Timur tahun 1990 telah turun menjadi sekitar 2,4 per wanita usia subur umur 15-49 tahun, dan  TFR  nasional masih 3.2.Jadi tingkat kelahiran di Jawa Timur sudah mendekati sasaran DUA ANAK CUKUP, LAKI PEREMPUAN SAMA SAJA.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar