UNITED NATIONS POPULATION AWARDS 1989
Penilaian keberhasilan program KB di Indonesia terutama tergantung dari ketiga propinsi yang penduduknya
terbesar di Indonesia waktu itu yaitu Jawa
Barat dan Banten 35 juta, Jawa Tengah 29 juta dan Jawa Timur 33 juta, jumlah penduduk 3 propinsi ini 97 juta orang. Hal ini merupakan perhatian internasional dan Perserikatan
Bangsa-Bangsa [PBB]. Di Jawa Timur hasil peserta KB dan
dampaknya terhadap kelahiran telah mencapai Total Fertility Rate [TFR] 2,4 atau Angka
Kelahiran per Wanita Usia Reproduktif umur 15-49 tahun telah mencapai rata-rata 2,4 anak atau sudah mendekati
nilai dua anak cukup, laki-laki perempuan sama saja. Jawa Tengah dan Jawa Barat TFR-nya masih
diatas tiga. Dua propinsi Yogyakarta yang TFR 2.0 dengan jumlah penduduk 2,9 juta dan Bali dengan TFR 2.2 dengan jumlah
penduduk 2,8 juta. Dengan keberhasilan
program KB di Jawa Timur menjadi masukan kepada tim penilaian PBB di Jakarta.
Dengan
masukan penilaian tim ahli PBB
dari Jakarta, akhirnya Sekretaris Jenderal
[SEKJEN] PBB memutuskan penghargaan UN POPULATION AWARDS kepada Presiden R.I.
Suharto pada tanggal 8 Juni 1989,
tepat pada ulang tahun beliau di Kantor PBB di New York.
Setelah Bapak Presiden Suharto mendapat Penghargaan tersebut, kemudian beliau berpidato di Sidang Umum PBB.
Setelah tiga tahun bekerja keras
disertai doa dan dukungan dari staf, Pemerintah Daerah, Unit Pelaksana dan masyarakat di Jawa Timur, maka saya dipindahkan ke jenjang jabatan yang lebih tinggi sebagai Eselon Satu Deputi
di BKKBN Pusat sejak 12 Maret 1991. Jabatan Eselon
Satu adalah jabatan tertinggi pegawai negeri. Jabatan
Menteri dan Kepala Badan Pemerintahan adalah hak prerogative Presiden.
Terima kasih dan penghargaan saya haturkan kepada DR
Haryono Suyono dan Presiden Soeharto atas pengangkatan saya menjadi Eselon Satu
Deputi di BKKBN Pusat.
Puji dan Syukur
kepada Tuhan Yang Mahakuasa yang memberkati dan melindungi saya selamat dan
berhasil bertugas di Jawa Timur.